Minggu, 17 Juli 2011

Bahasa Cinta

Ku rangkai sebentuk cinta yang berbeda dari biasanya. Dengan tetesan air mata aku merangkumnya. Dengan keringat kapayahan aku memeperjuangkannya. Dengan kaki dan tangan berbalut perban warna merah semerah darah. Ah, tapi mungkin masih terlalu tinggi aku berbahasa, kenyataannya tak setragis itu. Terkadang aku iri pada para hamba yang hidup ribuan tahun yang lalu, hidup dengan bimbingan langsung dengan kekasih Allah itu. Kekasih yang benar-benar mencintai Kekasihnya dengan segala bentuk pengorbanan, bahkan Nyawa ia taruhkan. Apa yang bisa disamakan dengan aku?? Ku rasa tak ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar