Sebuah Renungan…
Indonesiaku sebenarnya bak surga yang ada di dunia. Bagaimana tidak, wilayah yang luas dengan tanah yang begitu subur dan hasil bumi yang kaya. Belum lagi Indonesia menjadi paru-paru dunia, dimana banyak negara menggantungkan “hidupnya” dengan Indonesia. Namun di sisi lain Indonesia salah satu penyebab global warming karena ilegal logging dan pembakaran hutan untuk membuka wilayah pertanian. Indonesia terkenal sbagai negara lumbung padi ASEAN, akan tetapi tiap tahunnya negara kita masih mengimpor beras dari negara tetangga seperti vietnam, thailand dan filiphina. Indonesia juga merupakan negara beragama, dimana hampir semua rakyatnya memegang satu agama yang diyakininya, ini berarti pelajaran moral dan etika telah diajarkan oleh agamanya. Akan tetapi begitu miris ketika negara Indonesia dicap sebagai negara terkorup ke empat di kawasan Asia dan peringkat ke 47 dari 65 negara terkorup dan tidak adil di Dunia. Ada apa sebenarnya? Ketika Indonesia sudah punya KPK, tetapi jumlah koruptor di negeri ini mencapai angka 245 orang.
Indonesiaku sudah 66 tahun lepas dari penjajah dan telah 6 kali berganti pemimpin, namun perkembangannya seolah statis. Walaupun pemimpin negeri ini mengklaim telah mampu menurunkan angka kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menambah lapangan pekerjaan, dan sebagainya. Namun jika dilihat di lapangan masih jauh dari harapan.
Indonesia diakui dunia sebagai negara yang kuat dari segi konstitusi dan kedaulatan. Namun sepertinya Indonesia sepertinya masih malu-malu menunjukkan “kejantanannya”, prinsip yang dipakai masih prinsip toleransi, ramah tamah, yang sebetulnya semakin dimanfaatkan oleh negara-negara berkuasa untuk semakin menina-bobokan Indonesia agar semakin tidur dan menghilangkan kesadaran bahwa sebenarnya Indonesia kembali “dijajah” walau dengan cara yang berbeda dan halus.
Indonesia seperti adem ayem ketika kedaulatannya diusik Malaysia dengan pergeseran batas wilayah, santai ketika banyak kebudayaan yang berharga digrogoti satu persatu. Terkesan begitu lambat menyikapi semua persoalan yang timbul. Ingin bertindak elegan dan santun namun justru membuat negara lain semakin ingin “mempermainkan” Indonesia. Miris.
Menjadi kepuasan dan kekuatan kita sendiri ketika mampu mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam melalui tangan kita sendiri. Mempunyai alam yang kaya namun mengapa rakyatnya banyak yang miskin? Nampaknya agak sedikit rancu dan lucu. Ketika kita susah payah menanam akan tetapi orang lain yang menikmati hasil panennya. Sebenarnya kita punya kekuatan yang besar untuk mengubah negara ini menjadi semakin besar dan Berjaya. Moment sea games beberapa waktu lalu sudah cukup membuat negara lain berdecak kagum setelah Indonesia mampu membawa 182 emas dan mendapat predikat juara umum, seharusnya menjadi pemantik semangat Indonesia untuk terus berusaha menjadi lebih Berjaya dimata dunia, bukan hanya bidang olah raga saja akan tetapi semua aspek.
Lalu, apa yang harus di lakukan???
Sadar dan bangun dari tidur kita yang panjang. Pandang lagi dunia secara luas. Bahwa kita telah lama terbaring dalam lamunan. Rumus sederhana 3M, Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal terkecil dan Mulai dari sekarang. Nampaknya sikap yang selama ini dipakai dan menjadi ciri khas Indonesia harus sedikit dirubah. Perilaku santun dan ramah menjadi tegas dan tanggung jawab. Tegas dalam penegakkan hukum. Pemberantasan korupsi dengan mengusut tuntas kasus sampai keakar-akarnya, memihak pada yang benar bukan pada yang ber-uang, menjatuhkan hukuman setimpal dengan perbuatan. Tegas dalam menghadapi persoalan perbatasan dan pengklaiman kebudayaan. Peningkatan moral dan kesadaran saling bersimpati dan empati. Pemanfaatan Sumber Daya lokal secara optimal disegala aspek.
Sikap sebagai Mahasiswa…
Sebagai pelajar yang berada ditingkat tertinggi dalam rantai pendidikan, mahasiswa mempunyai peran penting dalam kemajuan atau justru kemunduran Indonesia. Mahasiswa pernah menetak sejarah ketika tahun 1998 menumbangkan rezim otoriter dan menggantikannya dengan reformasi. Dan kini, semangat perubahan harus terus dikobarkan. Tidak perlu dengan kekerasan dan anarkisme, cukup dengan prestasi dan usaha nyata yang lebih banyak menyumbang kebaikan untuk negeri ini. Menjadi mahasiswa dengan ciri intelektualnya dan semangat perubahan.
file tugas kuliahku :)